Kamis, 06 April 2017

Hakikat Matematika

HAKIKAT MATEMATIKA

A. Pengertian Matematika

Istilah Matematika berasal dari kata dalam bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” yang artinya mempelajari. Mungkin juga, kata tersebut  erat hubungannya dengan kata Sansekerta, atau “intelegensi” (Masykur, 2007:42). Lebih lanjut, istilah “ilmu pasti” tidak disertakan dalam penyebutan istilah ini. (Nasution,1977:12). Kata “ilmu pasti” merupakan terjemahan dari Bahasa belanda  “wishkunde”. Kemungkinan besar bahwa kata “wis” ini ditafsirkan sebagai “pasti”, karena dalam bahasa Belanda ada ungkapan “wis an zeker”. “zeker” berarti pasti, tetapi “wis” disini lebih dekat artinya ke “wis” dari kata “wisdom” dan “wissenscaft”, yang erat hubunganya dengan  “widya”. Oleh karena itu  “wiskude” sebenarnya harus diterjemahkan sebagai “ilmu tentang belajar” yang sesuai dengan arti  “mathein” pada matematika. Penggunaan “ilmu pasti” pada matematika seakan membenarkan pendapat bahwa dalam matematika semua hal sudah pasti, padahal dalam matematika terdapat pokok pembahasan tentang hal yang tidak pasti seperti misalnya dalam Statistika ada probabilitas (kemungkinan). Dengan demikian istilah “matematika” lebih tepat digunakan dari  pada “ilmu pasti”.
          Matematika merupakan ilmu yang sangat unik. Para ahli matematika mendefinisikan matematika menurut keahlian masing-masing. Ada para ahli yang tertarik atau ahli dibidang bilangan maka ia akan mendefinisikan matematika dari sudut pandang bilangan, ada ahli yang mencurahkan pada struktur-stuktur maka ia mendefinikan matematika dengan sudut pandang stuktur-struktur. Demikian banyaknya muncul definisi atau pengertian tentang matematika yang beraneka ragam dari para ahli matematika sehingga tidak ada satu konsep atau definisi atau pengertian yang disepakati oleh pakar matematika. Disinilah keunikan matematika tidak akan pernah ada kesepakatan tentang definisi matematika yang bersifat tunggal.
Berikut ini beberapa definisi (Soedjadi, 1999:11) yang diungkapkan oleh para ahli matematika menurut bidang ketertarikan mereka pada matematika :
1.    Para pakar matematika yang tertarik dengan perilaku bilangan mengatakan matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi dan yang lainnya juga mengatakan matematika adalah pengetahuan tentang logic dan berhubungan dengan bilangan.
2.  Pakar matematika yang menyenangi matematika dari sudut struktur-struktur mengatakan matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logika.
3.  Sedangkan yang menyukai dari sudut pandang sistematik mengatakan matematika adalah pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. Dan dari setiap sistem itu mempunyai struktur tersendiri yang bersistem deduktif.
                  Namun walau para pakar saling memberikan definisi sendiri-sendiri, tapi semua definisi itu tidak melenceng jauh dari definisi pakar yang lainnya. W. W Sawyer (dalam Hudojo 1990:62) mengatakan “ matematika adalah klasifikasi studi dari semua kemungkinan pola. “Selain itu matematika merupakan penggolongan dan penelaahan tentang semua pola. Pola yang dimaksud adalah dalam arti luas, mencakup hampir semua jenis keteraturan yang dapat dimengerti oleh pikiran kita. Penelaahan bentuk dalam matematika membawa matematika ke dalam struktur tertentu. Jadi matematika bisa didefinisikan sebagai penelaahan tentang struktur (Hudojo, 1990:3). Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya, simbol-simbol diperlukan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru akan terbentuk dari pemahaman konsep sebelumnya dan melalui aturan-aturan yang sangat ketat sehingga matematika konsep-konsep itu tersusun secara hirarkis. Simbolisasi akan berarti jika dilandasi suatu ide.
                    Jadi dari semua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-stuktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-konsep abstrak. Suatu kebenaran matematis dikembangkan berdasarkan alasan yang logis.

B. Karakteristik Matematika

                    Dalam subbab 2.1.1 diatas telah dijelaskan bahwa tidak ada definisi tunggal tentang matematika yang telah disepakati. Namun, setelah mendalami masing-masing definisi yang berbeda itu, dapat dilihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat merangkum pengertian matematika secara umum dan membedakan matematika dengan semesta yang lain (Soedjadi, 1999:13). Beberapa karakteristik matematika adalah :
1.        Memiliki obyek kajian abstrak
Dalam matematika obyek yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut objek mental. Objek-objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar meliputi (a) fakta, (b) konsep, (c) prinsip, (d) operasi ataupun relasi,
2.        Bertumpu pada kesepakatan
Kesepakatan dalam matematika merupakan hal yang sangat penting. Karena tanpa adanya suatu kesepakatan mungkin kita harus berdebat dulu dengan orang lain karena tentunya setiap orang punya persepsi masing-masing. Kesepakatan yang paling mendasar dalam matematika adalah aksioma dan konsep primitif.
3.        Berpola pikir deduktif
Deduktif disini secara sederhana mengandung arti yaitu sebuah pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang lebih kusus. Pola pikir deduktif ini dapat terwujud secara sederhana ataupun yang tidak sederhana. Dan matematika tidak merupakan ilmu yang hanya jalan ditempat. Banyak teorema dalam matematika yang ditemukan melalui pengamatan-pengamatan kusus yang bersumber dari teprema-teorema terdahulu dan dikembangkan kepada teorema yang lebih khusus.
4.        Memiliki simbol yang kosong dari arti
Dalam matematika terdapat simbol yang digunakan, baik simbol itu berupa huruf atau bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika. Namun simbol-simbol itu masih kosong dari arti. Symbol-simbol matematika bersifat “ artificial “ yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya.
5.        Memperhatikan semesta pembicaraan
Untuk menghindari kosongnya arti dari simbol matematika maka diperlukan kejelasan dalam lingkup pembicaraannya. Dan dengan adanya lingkup pembicaraan yang jelas maka akan mudah menangkap arti simbol tersebut. Misalkan jika suatu simbol lingkup pembicaraanya himpunan, maka simbol-simbol diartikan bilangan. Jadi benar salahnya ataupun ada tidaknya penyelesaian suatu model matematika sangat diperlukan oleh semesta pembicaraannya atau lingkup pembicaraanya
6.        Konsisten dalam sistemnya
                  Matematika kosisten dengan sistemnya, artinya dalam matematika banyak sistem yang saling berkaitan satu sama lainnya dan ada juga yang tidak saling berkaitan. Didalam masing-masing sistem berlaku konsistensi atau ketaatazasan, artinya bahwa dalam system tidak boleh terdapat kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang diterapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenaran.


DAFTAR PUSTAKA

Masykur, Moh, Halim Patani. 2007. Mathematical Intelligence : Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar. Yogyakarta : Ar-ruz Media.
Nasution, Andi Hakim.1977. Landasan Matematika. Jakarta : Bharata Karya Aksara
Soedjadi R. 1999. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia Konstatasi Keadaan Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. 
Hudojo,Herman. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : UM Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perpangkatan dan Bentuk Akar